Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2018

Tinju Prabowo di Depan Ulama 212

Gambar
23 Desember 2018 18:55WIB Brak…! Brak…! Brak…! Brak…! Brak…! Kepal tangan Prabowo Subianto menghunjam meja di depannya tiap kali ia merampungkan kalimat. Raut mukanya berubah dan suaranya meninggi. Lima kali tinjunya melayang ke meja pertemuan berbentuk leter U itu. Waktu itu sekitar pukul 20.00 WIB, Jumat 20 Juli 2018 atau sepekan sebelum Ijtima Ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama digelar. Pertemuan sesi kedua tokoh dan penasihat GNPF Ulama baru saja dibuka Amien Rais di ruang rapat Hotel Sultan, Senayan, Jakarta Pusat. Sebelumnya, Prabowo melenggang masuk ke ruangan pertemuan itu. Ia diantar masuk Amien, dan datang bersama Sekjen Gerindra Ahmad Muzani, Sekjen PAN Eddy Soeparno, serta Sekjen PBB Afriansyah Ferry Noor. GNPF-Ulama serahkan rekomendasi Ijtima Ulama kepada Prabowo Subianto (Foto: Dok. GNPF-Ulama) Prabowo diundang Dewan Penasihat dan beberapa tokoh GNPF Ulama―yang berembuk sejak pukul 16.00 WIB―untuk urusan dukungan...

RACHEL BERTANYA, RHENALD MENJAWAB

Rachel Maryam: Ada rumah dikontrakin ke orang. Pas kontraknya abis, untuk bisa ambil alih rumahnya sendiri, si pemilik rumah harus beli ke yg ngontrak. Belinya pake duit utang ke tetangga. Lalu semua tepuk tangan bahagia. #logikafreeport Rhenald Kasali: Begini: [1]. Freeport itu PT. Sedangkan alam itu tanah, emas dll. Tanahnya tetap dikuasai NKRI, dan dari dulu Indonesia dapat uang konsesi, pajak dll. Itu adalah hak atas tanah yg dikuasai asing yg di dalamnya ada emas, perak dan tembaganya. [2]. Yang namanya PT itu berbeda dengan tanah yang dijamin konstitusi. Di dalam PT itu ada aset, ada modal, saham-saham, R&D, ada tim direksi, expertise, brand, technology, market channel dll. Ada harta-harta kelihatan dan ada yg intangibles. PT ini bukan milik kita. Itu dibawa asing ke tanah Indonesia dan kalau mereka diusir, pasti aset-asetnya itu diangkut semua keluar, dan kita pasti tak bisa olah emas dll. Itu dengan cara-cara konvensional. Jadi kalau mau diambil, ya harus bayar kompens...