Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Analisa Hukum Pilpres yang berhak dilantik sebagai Presiden/Wakil Presiden RI 2019

Dalam perspektif konstitusi dan peraturan perundang-undangan mengenai keabsahan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih telah diatur dalam pasal 6 A ayat (3)  Amandemen ketiga UUD 1945  dan pasal 416 UU No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu yang mana dalam ketentuan Pasal 6 A amandemen ketiga UUD 1945. Berbunyi: “Pasangan calon Presiden dan wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh persen suara disetiap provinsi yang tersebar di lebih dari setengah jumlah provinsi di Indonesia, dilantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden” Dan pasal 416 ayat (1)  UU No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilu menegaskan pula “Pasangan Calon terpilih adalah Pasangan Calon yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dengan sedikitnya 20% (dua puluh persen) suara di setiap provinsi yang tersebar di lebih dari 1/2 (seten...

Mengapa Orang padang benci Jokowi?

Kekuatan Indonesia itu ada pada Pancasila yang menjadi mukadimah ( pembukaan ) atas UUD 45. Prof. Notonagoro menyatakan bahwa “kebaikan hukum positif Indonesia, termasuk (tubuh) UUD, harus diukur dari asas-asas yang tercantum dalam Pembukaan. Dan karena itu, Pembukaan UUD 45 harus dipergunakan sebagai pedoman bagi penyelesaian soal-soal pokok kenegaraan dan tertib hukum Indonesia”. Jadi walau UUD 45 di buat dengan terburu namun para pendiri negara sepakat bahwa kalau nanti ada pasal dalam UUD 45 tidak sesuai dengan Pancasila akan diberbaiki kemudian. Yang penting batang tubuhnya sudah ada. Atas dasar itulah negeri ini tegak. Itulah buah konsesus para pendiri negara ini. Namun apakah semua tokoh sepakat ? tidak. Ada dua kekuatan yang tidak bisa menerima Pancasila secara utuh, Yaitu Komunis dan Islam. Masing masing punya agenda berbeda , namun tujuan sama yaitu menguasai negeri ini dengan platform perjuangan mereka.  Dua tahun setelah negeri ini merdeka, terjadi pembero...

MENGAPA MAKIN BANYAK ORANG2 PINTAR INGIN JOKOWI DIGANTI 2019

"MENGAPA MAKIN BANYAK ORANG2 PINTAR INGIN JOKOWI DIGANTI 2019..?? KARENA PUNDI2 NYA DIOBOK OBOK JOKOWI SHG TDK BISA KORUPSI MENGAPA SELURUH KEKUATAN INGIN MELAWAN JOKOWI...? SEKARANG UNTUK TAHU SIAPA SAJA PARA PENGKHIANAT NKRI ITU GAMPANG...., CARILAH ORANG, KELOMPOK ATAU PARTAI YANG TELAH MEMBANTU NEGARA LAIN MENJADI KAYA DAN JUSTRU INDONESIA MENJADI MISKIN...., KENAPA MEREKA GETOL TERIAK #2019GANTIPRESIDEN? KARENA KERAJAAN PENCIPTA  PUNDI PUNDI UANG MEREKA TELAH DIOBOK OBOK JOKOWI...., Dulu nih, Sebelum Jokowi naik panggung politik nasional, negeri kaya SDA ini berdarah darah harus impor Minyak agar kebutuhan BBM dalam negeri terpenuhi. Dan impor BBM itu dibiayai dari subsidi agar rakyat marasa nyaman. Subsidi itu didapat dari hutang. Mengapa ? Negeri ini berpuluh2 tahun dibiarkan tergantung impor BBM karena kapasitas kilang BBM tidak ditambah.  Bayangkanlah dengan kapasitas kilang yang dimiliki hanya 800 ribu barrel sementara kebutuhan BBM mencapai 1,4 juta barr...

NANIK S. DEYANG vs. RATNA SARUMPAET

NANIK S. DEYANG vs. RATNA SARUMPAET Maulana M. Syuhada Lima tahun yang lalu, menjelang Pilpres 2014, saya pernah menulis studi kasus tentang Nanik S. Deyang. Nanik kerap kali memposting status FB yang menjelek2an Jokowi, dan mendapat ribuan likes. Postingannya yang paling spektakuler adalah tulisannya di kompasiana dengan judul “Prabowo dan Jokowi: Catatan Kecil Wartawan” yang mendapat 84 ribu views kompasiana dan 61 ribu likes FB. Saya tertarik untuk tahu siapa orang ini dan meng-add Nanik sebagai friend di FB. Alangkah terkejutnya saya ketika membaca postingan2 lamanya di tahun 2012 menjelang Pilkada DKI. Postingan2nya, justeru memuji2 habis Jokowi. Ia kerap kali mengunggah foto Jokowi terupdate dilengkapi caption yang memujinya habis2an. Ini saya kutip salah satu tulisan Nanik Deyang di tahun 2012: "Jokowi adalah pribadi yang langka di saat moral semua orang terjual. Dia memang bukan orang yang suka bicara, tapi lebih banyak mempraktekan, kerja lapangan, kerja lapanga...