Silsilah Trah Jawa Prabowo
Prabowo Subianto sebagai bagian keluarga besar Djojohadikusumo memiliki darah Jawa yang sangat kuat dari garis ayahnya, Prof Dr Soemitro Djojohadikusumo. Tokoh yang kerap dijuluki "begawan ekonomi" itu adalah putra Margono Djojohadikusumo.
Sejarah BNI 46 mencatat Margono Djojohadikusumo adalah salah seorang pendiri bank pelat merah terkemuka itu. Selain Soemitro, Margono memiliki dua saudara kandung yang gugur bersama Daan Mogot dalam peristiwa Lengkong, yakni Subianto dan Sujono Djojohadikusumo.
Ayah tiga tokoh ini tak lain Raden Mas Margono Djojohadikusumo. Lantas bagaimana menghubungkan riwayat Prabowo Subianto dengan lingkaran Pangeran Diponegoro, pengobar perang Jawa paling dahsyat (1825-1830)?
Dari garis kakek inilah riwayat Prabowo dan saudara-saudaranya bisa tersambung ke salah satu tokoh penting di balik perang Jawa. Kekerabatan mereka mengarah ke Raden Tumenggung Kertanegara IV alias Raden Panji Indrajit alias Tumenggung Banyakwide.
Banyakwide ini loyalis dan menjadi panglima perang Pangeran Diponegoro di Gowong, Kedu. Dengan demikian, Banyakwide masih terbilang kakek cicit Prabowo Subianto dan saudara- saudaranya.
Sedangkan kakek buyut dua tokoh ini yang juga ayah dari Margono adalah Raden Tumenggung Mangkuprodjo. Banyakwide dan Mangkuprodjo dimakamkan dalam satu komplek pemakaman di Gombong, Kebumen.
Garis keturunan itu juga disebut dalam buku yang mengulas sejarah Pangeran Diponegoro, berjudul Kuasa Ramalan. Pada buku karya penulis asal Skotlandia, Dr Peter Carey (Carey selama 30 tahun meneliti sejarah Diponegoro), penjelasan jika Banyakwide adalah moyang keluarga Djojohadikusumo terdapat pada lembar prakata buku jilid I halaman XXIV.
Raden Tumenggung Banyakwide sendiri memiliki garis keturunan para pejabat di wilayah Banyumas. Antara lain adalah Raden Tumenggung Mertayuda (Adipati Banyumas keempat), sampai dengan Raden Joko Kaiman atau Adipati Mrapat, adipati pertama Banyumas.
Raden Joko Kaiman adalah menantu Bupati Wirasaba, yang bernama Adipati Warga Hutomo. Beliau digelari "Mrapat", disebabkan keberhasilannya untuk mendamaikan Sultan Hadiwijaya (Pajang) dengan ahli waris Adipati Warga Hutomo.
Salah seorang keturunan Adipati Mrapat yang terkemuka adalah Raden Tumenggung Mangkupradja, yang merupakan Patih Ndalem Kartasura di masa Sunan Pakubuwono II. Begitu selanjutnya turun temurun hingga ke Banyakwide dan bergenerasi seterusnya.
Pada kesempatan peluncuran buku Kuasa Ramalan di Tegalrejo Yogyakarta dua tahun lalu, Hashim Djojohadikusumo juga menyatakan trah tersebut. Kala itu dia menyebutkan Raden Tumenggung Kertanegara alias Banyakwide adalah kakek cicitnya.
Sedangkan ditelisik dari garis neneknya, atau istri Margono Djojohadikusumo, yang bernama Raden Nganten Suratmi Siswodihardjo, kekerabatan Prabowo dan saudara-saudaranya mengarah ke pendiri Kerajaan Mataram.
Ujungnya pohon silsilah ke atas sampai ke Bendoro Raden Ayu (BRAy) Djuminartani, konon ia adalah salah seorang putri Ki Ageng Pemanahan, tokoh legendaris Jawa yang merupakan pendiri dinasti Mataram. (*)
Sejarah BNI 46 mencatat Margono Djojohadikusumo adalah salah seorang pendiri bank pelat merah terkemuka itu. Selain Soemitro, Margono memiliki dua saudara kandung yang gugur bersama Daan Mogot dalam peristiwa Lengkong, yakni Subianto dan Sujono Djojohadikusumo.
Ayah tiga tokoh ini tak lain Raden Mas Margono Djojohadikusumo. Lantas bagaimana menghubungkan riwayat Prabowo Subianto dengan lingkaran Pangeran Diponegoro, pengobar perang Jawa paling dahsyat (1825-1830)?
Dari garis kakek inilah riwayat Prabowo dan saudara-saudaranya bisa tersambung ke salah satu tokoh penting di balik perang Jawa. Kekerabatan mereka mengarah ke Raden Tumenggung Kertanegara IV alias Raden Panji Indrajit alias Tumenggung Banyakwide.
Banyakwide ini loyalis dan menjadi panglima perang Pangeran Diponegoro di Gowong, Kedu. Dengan demikian, Banyakwide masih terbilang kakek cicit Prabowo Subianto dan saudara- saudaranya.
Sedangkan kakek buyut dua tokoh ini yang juga ayah dari Margono adalah Raden Tumenggung Mangkuprodjo. Banyakwide dan Mangkuprodjo dimakamkan dalam satu komplek pemakaman di Gombong, Kebumen.
Garis keturunan itu juga disebut dalam buku yang mengulas sejarah Pangeran Diponegoro, berjudul Kuasa Ramalan. Pada buku karya penulis asal Skotlandia, Dr Peter Carey (Carey selama 30 tahun meneliti sejarah Diponegoro), penjelasan jika Banyakwide adalah moyang keluarga Djojohadikusumo terdapat pada lembar prakata buku jilid I halaman XXIV.
Raden Tumenggung Banyakwide sendiri memiliki garis keturunan para pejabat di wilayah Banyumas. Antara lain adalah Raden Tumenggung Mertayuda (Adipati Banyumas keempat), sampai dengan Raden Joko Kaiman atau Adipati Mrapat, adipati pertama Banyumas.
Raden Joko Kaiman adalah menantu Bupati Wirasaba, yang bernama Adipati Warga Hutomo. Beliau digelari "Mrapat", disebabkan keberhasilannya untuk mendamaikan Sultan Hadiwijaya (Pajang) dengan ahli waris Adipati Warga Hutomo.
Salah seorang keturunan Adipati Mrapat yang terkemuka adalah Raden Tumenggung Mangkupradja, yang merupakan Patih Ndalem Kartasura di masa Sunan Pakubuwono II. Begitu selanjutnya turun temurun hingga ke Banyakwide dan bergenerasi seterusnya.
Pada kesempatan peluncuran buku Kuasa Ramalan di Tegalrejo Yogyakarta dua tahun lalu, Hashim Djojohadikusumo juga menyatakan trah tersebut. Kala itu dia menyebutkan Raden Tumenggung Kertanegara alias Banyakwide adalah kakek cicitnya.
Sedangkan ditelisik dari garis neneknya, atau istri Margono Djojohadikusumo, yang bernama Raden Nganten Suratmi Siswodihardjo, kekerabatan Prabowo dan saudara-saudaranya mengarah ke pendiri Kerajaan Mataram.
Ujungnya pohon silsilah ke atas sampai ke Bendoro Raden Ayu (BRAy) Djuminartani, konon ia adalah salah seorang putri Ki Ageng Pemanahan, tokoh legendaris Jawa yang merupakan pendiri dinasti Mataram. (*)
Selasa, 1 April 2014 09:45
Tribunnews
Laporan Reporter Tribun Jogja, Hendy Kurniawan
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA