Membongkar Kebohongan Hizbut Tahrir (HTI) ..
Salinan dari website
HM Guntur Romli
Home > Tulisan > Membongkar Kebohongan Hizbut Tahrir (HTI) dan Pentingnya Perppu Ormas
Membongkar Kebohongan Hizbut Tahrir (HTI) dan Pentingnya Perppu Ormas
by gunromli.com October 20, 2017
Hizbut Tahrir (HTI) mengklem telah melakukan kontribusi selama 25 tahun untuk negeri ini.
Saya kira benar, tapi kontribusi yang dimaksud dalam arti yang negatif, Hizbut Tahrir berkontribusi MERONGRONG falsafah, dasar dan bentuk negara ini selama 25 tahun!
Selama ini kita sudah cukup toleran dengan membiarkan Hizbut Tahrir (HTI)–bahkan meladeni diskusi dan kunjungan mereka untuk menunjukkan sebagai tuan rumah yang baik–tapi justeru selama 25 tahun itu pula, Hizbut Tahrir (HTI) merorongrong negara kita dengan menyebarkan virus-virus pengkafiran dan kebencian pada negara ini.
Klem kontribusi Hizbut Tahrir (HTI) datang dari Jubir HTI Ismail Yusanto dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) di Komisi II DPR RI yang digelar dengan sejumlah organisasi masyarakat, Kamis (19/10/2017).
Menurut Juru Bicara HTI Ismail Yusanto yang turut hadir dalam rapat tersebut HTI telah hidup dan berkembang selama 25 tahun dan belum pernah dipersoalkan. Selama itu juga, menurut Ismail, HTI ikut berkontribusi bagi perkembangan bangsa melalui dakwah-dakwah yang disampaikan para anggotanya.
“Kontribusi HTI, yakni menghasilkan SDM (sumber daya manusia) yang bertakwa dan berkarakter mulia yang diperlukan,” kata Ismail. (Saya kutip dari berita kompas.com)
Dengan 25 tahun HTI tidak pernah diganggu seperti yang disampaikan Ismail Yusanto karena masyarakat kita terlalu toleran, meskipun semua sudah tahu kalau HTI merongrong negara ini, “Siapa tahu sadar dan tobat dari HTI.” Ini husnudz dzon (berpikir positif) yang sering saya dengar dari Kyai-kyai NU kalau diminta pendapat soal HTI.
Hizbut Tahrir (HTI) menurut definisi yang mereka tulis dan sebarkan di website mereka, Hizbut Tahrir adalah partai politik yang ingin mendirikan Khilafah Islamiyah atau Negara Islam.
Dengan menyebut dirinya sebagai partai politik, harusnya HTI tidak boleh diberikan rekomendasi sebagai organisasi kemasyarakatan (ormas).
Karena Hizbut Tahrir (HTI) adalah partai politik, maka mereka bukan lembaga dakwah, lembaga pendidikan, atau ormas sekalipun.
Karena itu Hizbut Tahrir (HTI) tidak pernah membangun sekolah, madrasah, pesantren, masjid (atau musola sekalipun), lembaga-lembaga bantuan sosial, kesehatan, apalagi universitas! Setingkat TK/Raudlatul Athfal pun Hizbut Tahrir (HTI) tidak punya!
Jadi apa kontribusi mereka selama 25 tahun? DEMO dan PROPAGANDA: demokrasi itu kufur, nasionalisme itu musyrik, syariat Islam versi mereka akan mengganti Pancasila dan UUD 1945 dan Khilafah ala HTI akan meruntuhkan NKRI!
Soal SDM-SDM yang mereka klem berprestasi bukan lah hasil didikan lembaga mereka tapi hasil dari “pembajakan”. Modus yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir (HTI) melakukan infiltrasi dan perekrutan kader di fakultas-fakultas dan universitas-universitas ternama, korban-korban yang menjadi target adalah pelajar-pelajar dari jurusan umum, sains yang tidak terlalu mendalami pengetahuan keagamaan.
Yang Hizbut Tahrir (HTI) lakukan adalah radikalisasi Islam ala HTI terhadap pelajar-pelajar dan mahasiswa-mahasiswa itu, bukan mendidik mereka agar menjadi ilmuan yang berprestasi.
Bahkan Hizbut Tahrir (HTI) mendorong agar kader-kader terbaik anak bangsa ini lebih banyak ikut demo-demo dan liqo’-liqo’ mereka daripada menghabiskan penelitian di lab-lab.
Yang umum diketahui yang menjadi basis mereka adalah IPB (Institut Pertanian Bogor), bagaimana Hizbut Tahrir (HTI) meracuni generasi-generasi muda dengan dogma dan mimpi khilafah sehingga generasi-generasi muda ini terhanyut dan lupa akan cita-cita awal mereka menjadi ahli, peneliti, ilmuan dan praktisi yang canggih demi masa depan negara ini–apalagi tak sedikit yang kena racun Hizbut Tahrir (HTI) adalah mahasiswa-mahasiswa terbaik yang dapat beasiswa.
Dengan modus pembajakan dan peracunan ini lah tiba-tiba Hizbut Tahrir (HTI) mengklem memiliki SDM! Padahal perekrutan kader yang dilakukan Hizbut Tahrir (HTI) itu hanya lah membaca buku-buku propaganda terjemahan dari bahasa Arab karya Pendiri Hizbut Tahrir (HTI) yakni Taqiyudin Annabhani dan Abd Qadim Zallum. Ini lah proses pembodohan yang dilakukan oleh Hizbut Tahrir (HTI) selama 25 tahun!
Maka tidak heran karena Hizbut Tahrir (HTI) sudah melakukan propaganda dan meracuni generasi-generasi bangsa agar menentang negara ini dan memimpikan Khilafah, maka temuan survei Wahid Foundation, “ada 11 juta orang Indonesia yang potensial melakukan radikalisme!”
Iya, 11 juta itulah mereka yang terpengaruh oleh salah satunya propaganda Hizbut Tahrir (HTI) yang selama ini dibiarkan selama 25 tahun.
Maka, sudah saatnya Negara dalam hal ini Pemerintah bersikap tegas terhadap kelompok-kelompok radikal, angka 11 juta adalah bukti “keberhasilan” propaganda dan perekrutan kelompok-kelompok radikal yang seperti pengakuan Hizbut Tahrir (HTI) sudah 25 tahun dibiarkan bebas berkeliaran.
Mohamad Guntur Romli
facebook.com/GunRomli
twitter: @GunRomli
instagram: GunRomli
Related Posts
Jokowi, KH Ma’ruf Amin dan Imam Al-Ghazali
Mengapa Penipuan First Travel dan Abu Tours Bisa Disebut Kejahatan yang Direncanakan?
Gus Dur, Gus Yaqut dan Ketegasan terhadap Kelompok Islam Radikal
Terkini
Ahok Bukan Beban Politik Jokowi, Ahok Korban Buni YaniBa’asyir Gagal Bebas, Salahkan Yusril dan Ba’asyirKasus Ba’asyir dan Pentingnya Revisi UU tentang “Pembebasan Bersyarat”Bebasnya Ba’asyir, Ahok dan Gorengan Pilpres 2019Debat Pilpres 2019 dan Terbongkarnya Bahaya PrabowoDua Syarat Pelayan Publik: Yang Mampu (Al-Qawiyy) dan Bisa Dipercaya (Al-Amin)
gunromli.com
Social Media
Kontak
Jakarta
gunromli@gmail.com
2017 - gunromli.com