tak usah dilapor
Tulisan kecil untuk ORANG YG NGAKU GANTENG.
Hari ini ramai di lini masa medsos, beberapa orang (banyakan kristen) protes tentang seseorang yg (lagi lagi) mengejek/ menghina simbol kekristenan.
Menurut saya, sudahlah tidak usah diladenin.
Makannya, spt sy donk. Pernah sekolah di sekolah negeri, hidup dilingkungan bukan kristen. Alhasil: disiskriminasi, diejek (pernah) diludahi. hampir tiap hari dibully karena nama saya "steven" , nama yg aneh bagi mereka (orang kampung sekitar th 90 di pedalaman soreang). Btw, walau nama sy steven, sy ngaku beragama seperti mereka padahal. Tadinya buat modus supaya mengurangi bully. Eh, tetep ketahuan juga. Hahaha.
Singkat kata, 12 thn bersekolah di sekolah negeri yg diskriminasi abis, mampu membentuk karakter saya sebagai lelaki urat batu, pantang menyerah dan pendendam.
Bahkan jika ada masalah, jarang bahkan tidak pernah saya menangis. Air mata gw sudah habis bro..!! Bayangin, 12 thn dibully tanpa henti. --gara2 saya beragama Kristen.
Tahan dulu.
Pendendam bukan maksud ingin membalas teman saya yg pernah meludahi yah... Atau membenci guru agama (agama mereka) yg selalu meledek dengan hinaan sinis. Sama sekali bukan.
Dendam yg ingin saya tumpahkan hanya mau jadi rangking 1.
Puji Tuhan, dari SD kelas 1 sampai SMA kelas 3 saya selalu jadi juara kelas dan beberapa kali juara umum. Alhasil, beasiswa prestasi dan gratis SPP selalu sy dapatkan.
Seperti "pecah bisul" saat saya diumumkan menjadi juara umum. Bangga pada diri sendiri dapat membuktikan pada mereka yg merendahkan saya hanya karena saya tidak se-agama dg mereka.
Apakah sy puas? Tidak!!
Masih ada kekosongan dalam diri saya. Walau saya akhirnya banyak teman (teman teman yg hanya mau nyontek).
Ternyata kepuasan sejati tidak bisa saya dapatkan dari pengakuan masyarakat akan prestasi dan prestise saya.
Setelah bergumul sekian lama, akhirnya saya bisa "puas" dg apa yg saya dapatkan-walau tidak seperti expektasi yg saya harapkan.
Intinya, ketika kita sudah berdamai dg diri sendiri, kita bisa berdamai dg Tuhan. Ketika bisa berdamai dg Tuhan, pasti bisa berdamai dg orang lain. Termasuk bisa berdamai dg orang yg menyakiti kita sekalipun.
Ingat, derajat manusia dan derajatNya Tuhan tidak terukur jauhnya. Beda level dan tidak relevan untuk dibandingkan.
Oleh sebab itu, jika ada orang (ngakunya orang) yang melakukan ejekan, penghinaan atau apapun bentuknya thd simbol2 Kekristenan (salib, alkitab, gereja, dll) hahahaha... Sudahlah kawan, tidak usah balik menghina, tidak usah diladeni apalagi lapor polisi dg delik penistaan agama. Ga usah.
Tuhan Kita yg kita sembah Yesus Kristus putra Allah Yg Maha Kudus, jauh lebih mulia dari pada kita.
Masa, Tuhan yg maha mulia, mau dibela dg makhluk yg fana seperti kita?? --Kalau bahasa saya sehari2 dikantor:"logikanya ga masuk tuh"
Btw, jika Tuhan dibela, seakan akan kita mau sampaikan bahwa derajat kita lebih tinggi dari Tuhan. Atau derajat Tuhan lebih rendah daripada polisi dan hakim?
Amit-amit, siapasih kita mau mem "bela" Tuhan??
Menyudahi polemik lini masa tentang (lagi2) publik figure yg mempublish perkataan tidak sesuai fak nya, sudah lah. Anggap aja beliau sedang ngigau. Bentar lagi juga bangun. Sembuh lagi deh..
Waktu sudah malam ternyata, lanjut dulu sruput air putih hangat ditemani antibiotik yg masih harus diminum sampai habis...
God bless all...
Dari Fb DAG 17 Agustus 2019