Ahok: Lama-lama Saya Pecat Semua Orang Dishub
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur
DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama kembali menyinggung soal
banyaknya angkutan umum yang mengetem di depan Kepala Dinas Perhubungan
(Dishub) DKI Benjamin Bukit. Bahkan, Ahok sempat mengancam akan memecat
semua jajaran Dinas Perhubungan apabila tidak becus menyelesaikan
masalah ini.
"Makanya, saya bilang sama Pak Benjamin, bagi saya sederhana, kalau tempat itu masih ada mengetem, kamu enggak cabut trayeknya enggak pecat orangnya, berarti kamu ada main. Lama-lama saya pecat semua orang Dishub," ucap Ahok di Balai Kota, Rabu (4/2/2015).
Menurut Ahok, personel Dishub di lapangan bukannya kurang banyak, melainkan kurang tegas menindak yang nakal.
"Makanya, saya bilang sama Pak Benjamin, bagi saya sederhana, kalau tempat itu masih ada mengetem, kamu enggak cabut trayeknya enggak pecat orangnya, berarti kamu ada main. Lama-lama saya pecat semua orang Dishub," ucap Ahok di Balai Kota, Rabu (4/2/2015).
Menurut Ahok, personel Dishub di lapangan bukannya kurang banyak, melainkan kurang tegas menindak yang nakal.
Jadi jangan cuma minta duit dari angkutan umum yg ngompreng dikeramaian saja yg justru membuat petugas dishub tutup mata
Mustinya org dishub bertugas mengurai kemacetan bukan cuma polisi lalu lintas ... dengan berbagai cara...termasuk membuat strategi perubahan alur lalu lintas karena yg skrang masih berlaku mrupkan pengaturan yg lama.
Contoh:
Dari jalan Diponegoro yg mau ke jl Pramuka harus melalui RSCM pdhal bisa langsung kearah jl Proklamasi
Yg dari jl Kramat Raya mau ke Jl Diponegoro harus melalui jl Raden Saleh atau ke simpang Jl Pramuka Matraman lalu ke jl Proklamasi.
Akibatnya macet parah dan banyak pengendara spd motor melanggar dg berlawanan arah. Bahkan sesekali bus dari arah Megaria melawan arah di jl Proklamasi mnuju ke jl Pramuka atau Matraman untuk hindari macet di simpang Jl Diponegoro dg jl Salemba Raya
Belum lagi dipersimpangan yang lain.
Contoh:
Dari jalan letjen Suprapto mau ke Gambir harus masuk ke jl Kwini pdhal bisa langsung melalui jl Kwitang
Pdhal dulu dibelokkan ke jl Kwiini karena banyaknya pelanggan toko buku dsna yg menghambat jalan, skrang seiring toko buku sdh banyak tersebar....jl Kwitang lumayan lengang
Jadi perubahan yg dibuat tahun 1980an blm ditata ulang sesuai perkembangan keadaan terbaru.
Nah mengatur itu wewenang atau tugas siapa?
Mustinya org dishub bertugas mengurai kemacetan bukan cuma polisi lalu lintas ... dengan berbagai cara...termasuk membuat strategi perubahan alur lalu lintas karena yg skrang masih berlaku mrupkan pengaturan yg lama.
Contoh:
Dari jalan Diponegoro yg mau ke jl Pramuka harus melalui RSCM pdhal bisa langsung kearah jl Proklamasi
Yg dari jl Kramat Raya mau ke Jl Diponegoro harus melalui jl Raden Saleh atau ke simpang Jl Pramuka Matraman lalu ke jl Proklamasi.
Akibatnya macet parah dan banyak pengendara spd motor melanggar dg berlawanan arah. Bahkan sesekali bus dari arah Megaria melawan arah di jl Proklamasi mnuju ke jl Pramuka atau Matraman untuk hindari macet di simpang Jl Diponegoro dg jl Salemba Raya
Belum lagi dipersimpangan yang lain.
Contoh:
Dari jalan letjen Suprapto mau ke Gambir harus masuk ke jl Kwini pdhal bisa langsung melalui jl Kwitang
Pdhal dulu dibelokkan ke jl Kwiini karena banyaknya pelanggan toko buku dsna yg menghambat jalan, skrang seiring toko buku sdh banyak tersebar....jl Kwitang lumayan lengang
Jadi perubahan yg dibuat tahun 1980an blm ditata ulang sesuai perkembangan keadaan terbaru.
Nah mengatur itu wewenang atau tugas siapa?